Dalam
pandangan Al Quran, tanggung jawab individual sangat penting dalam sebuah
transaksi bisnis. Setiap individu bertanggungjawab terhadap semua transaksi
yang dilakukannya. Tidak ada seorangpun yang memiliki previlage tertentu atau
imunitas untuk menghadapi konsekuensi terhadap apa yang dilakukannya. Dalam Al
Quran, hal tersebut merupakan alat pencegah terhadap terjadinya tindakan yang
tidak bertanggungjawab, karena setiap orang akan dimintai pertanggungjawabannya
baik di dunia maupun di akhirat.
Al Quran dan Hadist telah memberikan resep tertentu dalam
tatakrama demi kebaikan seorang pelaku bisnis. Seorang pelaku bisnis diwajibkan
berperilaku dengan etika bisnis sesuai dengan yang dianjurkan oleh Al Quran dan
Sunnah yang terangkum dalam 3 (tiga) garis besar, yakni:
- Murah Hati
- Motivasi untuk Berbakti
- Ingat Allah dan Prioritas Utama-Nya
Banyak ayat-ayat Al Quran dan Hadist Nabi yang memerintahkan
kaum Muslimin untuk bermurah hati. Orang yang beriman diperintahkan untuk
bermurah hati, sopan dan bersahabat saat melakukan dealing dengan sesama
manusia. Al Quran secara ekspresif memerintahkan agar kaum Muslimin bersifat
lembut dan sopan manakala berbicara dengan orang lain sebagaimana yang
tercantum dalam Surah Al Baqarah ayat 83, yang artinya
dan (ingatlah), ketika Kami
mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain
Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim,
dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji
itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
dan
Surah Al Israa’ ayat 53:
Artinya : dan Katakanlah kepada
hamha-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik
(benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
Tindakan murah hati, selain bersikap sopan dan santun,
adalah memberikan maaf dan berlapang dada atas kesalahan yang dilakukan orang
lain, serta membalas perlakuan buruk dengan perilaku yang baik, sehingga dengan
tindakan yang demikian musuh pun akan bisa menjadi teman yang akrab. Selain itu
hendaknya seorang Muslim dapat memberikan bantuan kepada orang lain yang
membutuhkan kapan saja ia dibutuhkan tanpa berpikir tentang kompensasi yang
akan didapat.
Manifestasi lain dari sikap murah hati adalah menjadikan
segala sesuatu itu gampang dan lebih mudah serta tidak menjadikan orang lain
berada dalam kesulitan. Islam menginginkan para pemeluknya untuk selalu
membantu, dan mementingkan orang lain lebih dari dirinya sendiri ketika orang
lain itu sangat membutuhkannya dan berlaku moderat dalam memberikan bantuan.
Melalui keterlibatannya di dalam aktivitas bisnis, seorang
Muslim hendaknya berniat untuk memberikan pengabdian yang diharapkan oleh
masyarakat dan manusia secara keseluruhan. Cara-cara eksploitasi kepentingan
umum, atau berlaku menciptakan sesuatu kebutuhan yang sangat artificial, sangat
tidak sesuai dengan ajaran Al Quran. Agar seorang Muslim mampu menjadikan
semangat berbakti mengalahkan kepentingan diri sendiri, maka ia harus selalu
mengingat petunjuk-petunjuk berikut:
- Mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan orang lain;
- Memberikan bantuan yang bebas bea dan menginfakkannya kepada orang yang membutuhkannya;
- Memberikan dukungan dan kerjasama untuk hal-hal yang baik.
Seorang Muslim diperintahkan untuk selalu mengingat Allah,
meskipun dalam keadaan sedang sibuk oleh aktivitas mereka. Umat Islam hendaknya
sadar dan responsive terhadap prioritas-prioritas yang telah ditentukan oleh
Sang Maha Pencipta. Prioritas-prioritas yang harus didahulukan adalah:
- Mendahulukan mencari pahala yang besar dan abadi di akhirat ketimbang keuntungan kecil dan terbatas yang ada di dunia;
- Mendahulukan sesuatu yang secara moral bersih daripada sesuatu yang secara moral kotor, meskipun akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar;
- Mendahulukan pekerjaan yang halal daripada yang haram;
- Mendahulukan bisnis yang bermanfaat bagi alam dan lingkungan sekitarnya daripada bisnis yang merusak tatanan yang telah baik.
Dari bahasan singkat di atas dapat disimpulkan, bahwa
perilaku bisnis yang baik dan benar telah di atur dengan seksama di dalam
Al Quran sebagai pedoman hidup yang komprehensif dan universal bagi
seluruh umat Islam. Dengan demikian marilah kita mulai menerapkan etika-etika
bisnis menurut ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Shallullahu Alaihi wa Sallam
sejak empat belas abad yang lalu tanpa perlu bimbang dan ragu lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar