A.
Prinsip Kerja Seorang Muslim (Etos Kerja dalam Islam)
1. Kerja, aktifitas, ‘amal dalam
Islam adalah perwujudan rasa syukur kita kepada ni’mat Allah SWT.
2. Seorang Muslim hendaknya
berorientasi pada pencapaian hasil: hasanah fi ad-dunyaa dan hasanah
fi al-akhirah.
3. Dua karakter utama yang hendaknya
kita miliki: al-qawiyy dan al-amiin. Al-qawiyy merujuk kepada: reliability, dapat diandalkan. Juga
berarti, memiliki kekuatan fisik dan mental (emosional, intelektual, spiritual). Sementara al-amiin,
merujuk kepada integrity, satunya kata dengan perbuatan alias jujur,
dapat memegang amanah.
4. Kerja keras. Ciri pekerja keras adalah sikap pantang menyerah;
terus mencoba hingga berhasil. Kita dapat meneladani ibunda Ismail a.s.
Sehingga seorang pekerja keras tidak mengenal kata “gagal” (atau memandang
kegagalan sebagai sebuah kesuksesan yang tertunda).
5. Kerja dengan cerdas. Cirinya: memiliki pengetahuan dan
keterampilan; terencana; memanfaatkan segenap sumberdaya yang ada. Seperti yang
tergambar dalam kisah Nabi Sulaeman a.s.
Jika
etos kerja dimaknai dengan semangat kerja, maka etos kerja seorang Muslim
bersumber dari visinya: meraih hasanah fid dunya dan hasanah fi al-akhirah.
Jika
etos kerja difahami sebagai etika kerja; sekumpulan karakter, sikap, mentalitas
kerja, maka dalam bekerja, seorang Muslim senantiasa menunjukkan kesungguhan.
B. Sumber Daya Insani dalam Bisnis Syariah
Sistem ekonomi Islam diyakini
oleh setiap muslim sebagai sistem yang pasti benarnya. Sistem yang sering juga
disebut sistem ekonomi syariah merupakan pilihan terbaik untuk mengatasi segala
permasalahan yang dihadapi oleh umat masa sekarang ini. Agar sistem ini dapat
berjalan sebagaimana mestinya, diperlukan motor penggerak yang memiliki
komitmen dan konsistensi. Motor penggerak itu adalah sumber daya insani.
Sumber daya insani tersebut
mestilah memahami mengapa ia diciptakan dan dijadikan khalifah dimuka bumi.
Tidak lain tidak bukan adalah untuk mengelola bumi sebaik mungkin untuk
mencapai kesejahteraan bersama. Untuk itu diperlukan karakteristik yang
mendukung tugas itu. Karakteristik itu diilhami oleh sifat para nabi yang dapat
disingkat menjadi SIFAT (Shiddiq, Itqan, Fathanah, Amanah dan Tabligh).
Karakteristik itu berada pada cangkangnya yaitu pada sumber daya insani yang
memiliki jasmani yang sehat dan ilmu yang memadai.
Dengan demikian sumber daya
insani ini dapat menjalankan tugas mulianya dalam memajukan ekonomi syariah
yang dalam konteks ini menuju Indonesia yang sejahtera.
http://denmasragil.wordpress.com/2011/12/10/sumber-daya-insani-ekonomi-syariah/
http://ekonomiislamindonesia.blogspot.com/2012/08/etos-kerja-dalam-islam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar