Muhammad sebagai pemimpin bisnis dan entrepreunership
dijelaskan secara gamblang di dalam buku Dr. Syafi’i Antonio dengan judul
“Muhammad SAW Super Leader Super Manager”. Buku tersebut menguraikan bahwa masa
berbisnis Muhammad yang mulai dengan intership (magang), business
manager, investment manager, business owner dan berakhir sebagai investor
relative lebih lama (25 tahun) dibandingkan dengan masa kenabiannya (23 tahun).
Nabi Muhammad bukan hanya figur yang mendakwakan pentingnya etika dalam
berbisnis tapi juga terjun langsung dalam aktifitas bisnis.
Sang Manager
Sejak kecil tepatnya saat
berumur 12 tahun, Muhammad sudah diperkenalkan tentang bisnis oleh pamannya,
Abu Thalib, dengan cara diikutsertakan dalam perjalanan bisnis ke Suriah.
Pengalaman perdagangan
(magang) yang diperoleh Muhammad dari pamannya selama beberapa tahun manjadi
modal dasar baginya disaat memutuskan untuk menjadi pengusaha muda di Mekah.
Beliau merintis usahanya dengan berdagang kecil-kecilan di sekitar Ka’bah.
Dengan modal pengalaman yang
ada disertai kejujuran dalam menjalankan usaha bisnisnya, nama Muhammad mulai
dikenal dikalangan pelaku bisnis (investor) di Mekah.
Dalam kurung waktu yang tidak
cukup lama, Muhammad mulai menampakkan kelihaiannya dalam menjalankan usaha
perdagangan bahkan beberapa investor Mekah tertarik untuk mempercayakan
modalnya untuk dikelolah oleh Muhammad dengan prinsip bagi hasil
(musyarakah-mudharabah) maupun penggajian. Pada tahapan ini Muhammad telah
beralih dari business manager (mengelola usahanya sendiri) menjadi investment
manager (mengelola modal investor).
Dengan modal yang sudah
relatif besar, Muhammad memiliki kesempatan untuk ekspansi bisnis untuk
menjangkau pusat perdagangan yang ada di Jazirah Arab. Kejujuran beliau dalam
berbisnis sehingga dikenal olah para pelaku bisnis sebagai Al-Amin menjadi daya
tarik bagi kalangan investor besar untuk menginvestasikan modalnya kepada
Muhammad, salah satu di antaranya adalah Khadijah yang di kemudian hari menjadi
Istri pertama beliau.
Di usia 25 tahun, usia yang
masih rekatif mudah, Muhammad menikah dengan Khadijah, seorang pengusaha sukses
Mekah. Secara otomatis Muhammad menjadi pemilik sekaligus pengelola dari
kekayaan Khadijah. Penggabungan dua kekayaan melalui pernikahan tersebut
tentunya semakin menambah usaha perdagangan mereka baik secara modal maupun
penguasaan pangsa pasar. Pada tahapan ini Muhammad sudah menjadi business
owner.
Setelah Muhammad menikah
dengan Khadijah, beliau semakin gencar mengembangkan
bisnisnya melalui dengan ekspedisi bisnis secara rutin di pusat-pusat
perdagangan yang ada di jazirah Arab, beliau intens mengunjungi pasar-pasar
regional maupun Internasional demi mempertahankan pelanggan dan mitra
bisnisnya. Jaringan perdagangan beliau telah mencapai Yaman, Suriah, Busara,
Iraq, Yordania, Bahrain dan kota-kota perdagangan Arab lainnya.
Saat menjelang masa kenabian
(berumur 38 tahun) di mana waktunya banyak dihabiskan untuk merenung beliau
telah sukses menjadi pedagang regional dimana wilayah perdagangannya meliputi
Yaman, Suriah, Busra, Iraq, Yordania, Bahrain dan kota-kota perdagangan Jazirah
Arab lainnya. Pada tahapan in beliau telah memasuki fase yang menurut Robert T
Kiyosaki disebut financial freedom.
Kehebatan berbisnis Muhammad
bisa dilihat dalam sebuah riwayat yang menceritakan bahwa beliau pernah
menerima utusan dari Bahrain, Muhammad menanyakan kepada Al-Ashajj berbagai hal
dan orang-orang yang terkemuka serta kota-kota yang terkemuka di Bahrain.
Pemimpin kabilah tersebut sangat terkejut atas luasnya pengetahuan geografis
serta sentral-sentral komersial Muhammad. Kemudian al-Ashajj berkata “sungguh
Anda lebih mengetahu tentang negeri saya daripada saya sendiri dan anda pula
lebih banyak mengetahui pusat-pusat bisnis kota saya dibanding apa yang saya
ketahu. Muhammad menjawab “saya telah diberi kesempatan untuk menjelajahi
negeri anda dan saya telah melakukannya dengan baik.” (Syafi’i Antonio, 2007).
Demikianlah perjalanan sukses
bisnis Muhammad sebelum resmi menjadi seorang Nabi yang jarang disampaikan
kepada generasi-generasi muda di saat perayaan Maulid Nabi. Pemahaman yang utuh
tentang biography kehidupan beliau akan menghindarkan terjadinya pemahaman yang
sempit tentang diri Rasulullah. Banyak orang yang mengaggap Rasulullah sebagai
orang yang miskin padahal justru sebaliknya beliau adalah sosok pebisnis yang
sukses.
Hidayatullah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar